ANALISIS KONTRASTIF POLA PASIF AKTIF
BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB
(Analisis Kontrastif Sintaksis)
Makalah
ini disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata
Kuliah Analisis Kontrastif dan Analisis Kesalahan
Dosen Pengampu:
Khabibi M. Luthfi, S.S, M.Hum
Widhia Maudu’ah
(09.11.00126)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MATHALI’UL FALAH
PATI – JAWA TENGAH
2012
– 2013
PENDAHULUAN
Dalam pemerolehan
dan pembelajaran bahasa kedua, terutama dalam membaca maupun mengkonstruk
sebuah kalimat, siswa sering menghadapi
kesulitan dan kesalahan. Hal itu terjadi akibat siswa menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam bahasa
pertama. Dalam hal ini, siswa menggunakan
sejumlah unsur dan tata bahasa dalam bahasa pertama untuk kegiatan dalam bahasa kedua. Akibat unsur-unsur
kebahasaan itu tidak terdapat dalam bahasa pertama sedangkan siswa pada saat
menggunakan bahasa kedua dituntut untuk menggunakan unsur itu, maka
mengakibatkan kesalahan dan kesulitan dalam berbahasa.
Hal semacam ini
sangat perlu solusi. Solusi untuk kesulitan dan
kesalahan siswa itu pun cukup banyak sehingga guru dapat memilih salah satu cara yang dipandang paling tepat. Salah
satu solusi untuk mengatasi kesulitan dan kesalahan
siswa akibat pengaruh unsur-unsur kebahasaan itu adalah analisis kontrastif. Oleh karena itu, analisis
kontrastif dapat dijadikan solusi alternative dalam
pengajaran bahasa kedua kaitan dengan unsure
dan tata bahasa (sintaksis) sebuah bahasa. Dengan melakukan analisis kontrastif,
guru dapat mengetahui kesulitan dan kesalahan
siswa dalam berbahasa.
Salah
satu analisis bahasa tersebut adalah analisis sintaksis dari sisi Pola aktif
pasif dari sisi pola struktur kalimat. Permasalahan yang kami uraikan
adalah Pola Aktif Pasif Bahasa Arab (PPA BA) dan Pola Aktif
Pasif Bahasa Indonesia - (PPA BI)
dari aspek sintaksis, serta menemukan persamaan dan perbedaan pola struktur dan
unsur pembentuk antara PPA BA dan PPA BI.
Oleh karna itu dalam
makalah kami kali ini akan dibahas “ Analisis Kontrastif Pola Pasif Aktif
Bahasa Indonesia dengan Bahasa Arab”, yang meliputi pengertian analisis kontrastif, deskripsi PPA BI, deskripsi PPA BA, kontrastif PPA BI dan PPA BA,
prediksi kesulitan peserta didik pada PPA BI dan PPA BA, menyusun bahan ajar
berdasar analisis serta cara menyampaikan bahan/ metode penyampaian. Yangmana
ditujukan untuk memberikan satu sumbangan yang berarti untuk keberhasilan
proses belajar mengajar bahasa Arab.
PEMBAHASAN
Pengertian Analisis
Kontrastif
Analisis
kontrastif adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan. Tarigan mengemukakan bahwa Analisis
Kontrastif (Contrastive Analysis)/anakon,
merupakan kegiatan pembandingan struktur dua bahasa – bahasa pertama (B1) dan
bahasa kedua (B2) – untuk menemukan perbedaan-perbedaan yang ada pada kedua
bahasa tersebut.[1] Hasil perbedaan yang diperoleh dapat
dijadikan dasar untuk memprediksi kesulitan belajar bahasa terutama bahasa
kedua (B2). Hal ini berbeda dengan Lado(1975) yang
mengaitkan latar belakang budaya dari kedua bahasa tersebut.
Menurut Brown
(1980) dan Ellis (1986), ada empat langkah yang harus dilakukan dalam analisis kontrastif. Keempat langkah itu adalah:
1)
Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua
(B2)
2)
Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) yang akan
dibandingkan atau dianalisis.
3)
Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) dengan cara
memetakan unsur-unsur dari kedua bahasa yang dianalisis.
4) Memprediksikan sistem atau unsur-unsur
bahasa (B1 dan B2) untuk keperluan pengajaran bahasa di sekolah[2].
Jadi, analisis kontrastif adalah
suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan untuk keperluan pengajaran bahasa
kedua, terutama untuk mengatasi kesulitan dan kesalahan berbahasa yang
dilakukan oleh siswa.
Dalam analisis tata bahasa,
kaitan dengan aktif dan pasif, menurut analisis Parera dalam Dasar-Dasar
Analisis Sintaksis, konsep aktif dan pasif berhubungan dengan
satuan kata dan berkedudukan sebagai fungsi dalam satu kalimat. Jadi, harus
dikatakan fungsi aktif dan fungsi pasif dari kata dan bukan
kalimat pasif atau klausa pasif. Bentuk kata memelihara dan
dipelihara berfungsi aktif dan pasif dalam kalimat peternak
memelihara kambing dan kambing dipelihara peternak.
Frase oleh peternak berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat tersebut.[3]
Deskripsi PPA BI
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan
pekerjaan. Contoh: ayah menulis surat (ayah/S = melakukan pekerjaan)
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai
pekerjaan. Contoh: surat itu ditulis oleh ayah (surat/S = dikenai pekerjaan) [4]. Menurut
Kridalaksana, verba pasif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai
penderita, sasaran, atau hasil[5].
Adapun
urutan cara menyusun kalimat dalam
bahasa Indonesia yang terkandung di dalamnya fungsi aktif dan pasif pada awalnya adalah sebagaimana berikut, :
Penempatan
|
Jenis dan Istilah
|
Ket
|
|||
Fungsi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belum terisi
|
Fungsi
|
Subyek (S)
|
Predikat (P)
|
Obyek (O)
|
Ket (K)
|
Benak
|
Kategori
|
Noun1/NPrashe:
KB/K Sfat
|
Verb/VP:
KK
|
N2:
KB/KS
|
Waktu, tempat,
sifat dll
|
Dalam struktur
|
Peran
|
Pelaku
(fungsi aktif)
|
Pekerjaan
|
Penderita (fungsi pasif)
|
Penjelas
|
|
Contoh
|
Ibu
|
Memasak
|
Nasi
|
Di dapur
|
Kalimat aktif
|
|
O : nasi
|
P: dimasak
|
S: ibu
|
K: di dapur
|
Kalimat pasif
|
Ada
juga bentuk aktif pasif yang menggunakan verba transitif (kata yang membutuhkan obyek). Dalam
tata bahasa baku BI (1993 :27) disebutkan bahwasannya verba transitif
menyatakan peristiwa yang melibatkan dua maujud atau entitas : manusia,
binatang, hal-hal yang dapat menjadi titik tolak untuk menjelaskan peristiwa
yang terjadi. Contoh : ‘ayah membaca koran’, menjadi ‘koran dibaca oleh ayah’,
kalimat ini tidak dapat hanya menyebutkan N1 dan Vnya seperti ‘ayah membaca’. Dalam kalimat
intransitif tidak menggunakan di dalam bentuk kalimat pasif, contoh : « saya
memukul anjing » bentuk pasifnya
adalah « anjing saya pukul », tidak boleh : « anjing
dipukul saya ».[6]
Secara umum ada
tiga jenis bentuk pasif:
(1) Dapat dibalik, Contoh “Ani dikejar
Amir”, dapat dibalik “Amir dikejar Ani”.
(2) Tidak dapat dibalik yang pelakunya
berupa instrumen, Contoh bentuk pasif yang kedua: “Mangga dilempar dengan
batu”; tidak mungkin dibalik “Batu dilempar dengan mangga”.
(3) Tidak dapat dibalik yang pelakunya
berupa manusia. Bentuk pasif yang dapat dibalik artinya objeknya dapat
dijadikan subjek dan sebaliknya. Sedangkan contoh bentuk pasif yang ketiga
adalah “Buku saya dipinjam oleh Jono”. Kalimat ini tidak mungkin dibalik “Jono
dipinjam oleh buku saya”[7].
Sebuah PDKI (Pola Dasar
Kalimat Inti) dapat mengalami proses perubahan bentuk untuk menjadi atau
dijadikan kalimat turunan. Kalimat pasif bahasa Indonesia diturunkan dengan
proses perubahan bentuk dari PDKI aktif. Misalnya: pola NP+meN-VP+NP (aktif))
mengalami proses perubahan bentuk (dengan permutasi dan penambahan) dijadikan
kalimat turunan pasif dengan pola NP2+di-VP+oleh+NPI.
Aktif:
NP1+meN-VP+NP2
Kucing
mengigit tikus
Pasif: NP2+ter
_VP+oleh+NP1 NP2+di_VP+oleh+NP1
tikus
tergigit oleh kucing tikus
digigit oleh kucing[8]
Beberapa pola aktif pasif dan turunan
kalimat
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
NO
|
POLA AKTIF
|
POLA PASIF
|
Di- dan ter- dalam 3 tempat, masing-masing
ada 6 pola pasif
|
||
1.
|
Pola:
S+P+O
Contoh:
Ayah menjual rumah
Kategori:
N1+me+VT+N2
|
S+O+P : Oleh ayah rumah itu dijual
|
2.
|
O+ S+P : Rumah itu oleh ayah dijual
|
|
3.
|
O+P+S(N1) : Rumah itu dijual oleh ayah
|
|
4.
|
O+P+S(Adj) : Perasaan dewi digeluti resah
|
|
5.
|
P+S+O : Dijual oleh ayah rumah itu
|
|
6.
|
P+ O+S : Dijual rumah itu oleh ayah
|
|
Di- dalam 2 tempat, punya 4 pola pasif, dari
keseluruhan pola aktif S+P+O
|
||
7.
|
Kemiskinan memiliki 3 kategori penyebab
|
O+P: dipandang dari sudut penyebab,
kemiskinan digolongkan dalam 3 kategori
|
8.
|
Indonesia memeratakan rakyat memiliki 3
ketimpangan
|
P+O : dalam hal pemerataan di
Indonesia dikenal sekurang-kurangnya 3 jenis ketimpangan
|
9.
|
PT Gramedia menerbitkan
|
P+S : diterbitkan pertama kali oleh PT
Gramedia
|
10.
|
Ipong mendesain sampul
|
O+S : Desain sampul oleh Ipong
|
Di- dalam 1 tempat, punya 1 pola pasif dan
aktif
|
||
11.
|
S+P+O:
Dia mengenakan jas hujan
|
P : tanpa dbantu, dikenakan jas hujannya
|
Untuk bitransitif, memiliki 2 pola pasif yang
hampir sama yang hanya di bolak-balik
|
||
12.
|
S+ P+O1+O2:
Ayah membelikan adik baju baru
|
O1+P+S+O2: Adik dibelikan ayah baju baru
|
13.
|
O1+P+O2+S: Adik dibelikan baju baru oleh ayah
|
|
Dapat juga pasif berbentuk leksikal kata,
yang aktifnya S+P+O
|
||
14.
|
Tusuk duri mengenai telapak kakinya
|
O+P1+P2+S: Telapak kakinya kena tusuk duri
|
15.
|
…… memukul demonstran
|
O+P1+P2: Demonstran itu kena pukul
|
16.
|
Getah mengenai bajunya
|
O+P1+ S: Bajunya kena getah
|
Dapat juga berupa pasif gabungan
|
||
17.
|
Mangga menjatuhi adik
|
O+P+S: Adik kejatuhan mangga
|
18.
|
-
|
O+P: Anaknya kepanasan
|
19.
|
……mengetahui
|
P: Ah, biarkan saja nanti juga ketahuan
|
Beberapa contoh penempatan kategori untuk pasif aktif
BI adalah sebagai berikut:
NO
|
AKTIF
|
PASIF:
|
1.
|
N1+me+VT+N2
Mereka membeli mobil itu
|
N2+di+VT+oleh+N1
mobil
itu dibeli oleh mereka[9]
|
2.
|
N1+meN-VP+N2 ,
Kucing mengigit tikus
|
N2+ter _VP+oleh+N1
tikus tergigit oleh kucing
|
|
|
N2+di_Vp+oleh+N1
tikus digigit oleh kucing
|
3.
|
N1+ me+VI+N2
Saya memukul
anjing
|
N2+N1+VI
anjing saya
pukul
|
Deskripsi PPA BA
Tulisan
Arab ditulis dari kanan ke kiri. Semua huruf Arab hanya melambangkan bunyi
konsonan. Bunyi vokal tidak dilambangkan dengan huruf akan tetapi dilambangkan dengan tenda-tanda
yang lazim disebut harakat. Di dalam BA terdapat tiga bunyi vokal yaitu
/a/,/i/ dan /u/. Vokal /a/ dilambangkan dengan tanda ــــَـــ yang diletakkan
di atas huruf, tanda ini lazim disebut fathah. Vokal /i/ dilambangkan
dengan tanda ـــــِــــ yang diletakkan di bawah huruf, tanda ini
lazim disebut kasrah, sedangkan vokal /u/ dilambangkan dengan tanda ـــُــ yang diletakkan
di atas huruf, tanda ini lazim disebut dhammah. Sebagai contoh apabila
kata jalasa ‘duduk’ ditulis maka penulisannya hanya menggunakan tiga
huruf yaitu ج, ل, س (dari kanan ke kiri) dan masing-masing huruf
diberi tanda fathah di atasnya. Tulisan tersebut masih dalam bentuk
saling terpisah, apabila disambungkan hasilnya adalah جَلَسَ.
Pembicaraan
tentang KP BA tidak terlepas dari pembicaraan tentang verba. Pembicaraan
tentang verba, secara morfologis dapat
dilakukan dengan menggunakan pola yang biasa disebut wazan ‘timbangan’.
Di dalam BA pola itu diterangkan dengan tiga huruf yaitu: ف/f/, ع/’/ dan ل/l/. /F/ sebagai
radik pertama, /’/ sebagai radik kedua dan /l/ sebagai radik ketiga.
Kalimat aktif dalam BA mungkin dapat di sebut kalam
ma’lum adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau
aktor.sedangkan dalam kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita atau menadi sasaran[10].
Contoh kalimat aktif : حسن يشرب العصيردائما
Beberapa bentuk
klausa atas dasar peran dalam bahasa arab:
- Klausa aktif (jumlah ma’lumiyah) adalah klausa yang S-nya berperan sebagai pelaku. Contoh:شرح الله صدر زيد
- Klausa pasif (jumlah majhuliyah) adalah klausa yang S-nya berperan sebagai penderita. Contoh:هزمت أكبر دولتين
- Klausa netral (jumlah bayna ma’lumah wa majhulah) adalah klausa yang P-nya non verba, S tidak berperan apa-apa, tidak sebagai pelaku dan tidak sebagai penderita. Contoh:إن التوحيد مصدر قوته
Hubungan sistematik bahasa
Arabpun dapat dinyatakan antara tipe Pola Dasar Kalimat Inti dan kalimat
derivasi pasif,
yang memiliki 6 keseluruhan pola sebagaimana berikut:
NO
|
AKTIF
|
PASIF:
|
1.
|
(S+P+O) المؤمن قَرأ
القرأن
|
(P+O) إذا قُرأ
القرأن
|
2.
|
(P+S+O)مَدت الله الارض
|
(O+P) إذا الارض مُدت
|
3.
|
(P+S+O)نادى الله المؤمنين
|
(P)إذا نودي
|
4.
|
(S+P+O1+O2) محمد ظَن عاليا ذاكيا
|
(P+
O1+O2)ظُن علي ذاكيا
|
5.
|
(S+P)أذن المسجد
سمع
|
(S+PP
“Passive Participle”)أذن المسجد مسموع
|
6.
|
(P+S+O)بارك الله لك
|
(PP)مبروك
|
Contoh penempatan kategori untuk pasif aktif BA adalah
sebagai berikut:
NO
|
AKTIF
|
PASIF:
|
1.
|
V + N1+partN2
ركب أحمد السيارة
|
V+ partN2
ركب السيارة
|
2.
|
N1+V+
partN2+adv
حسن يشرب
العصيردائما
|
partN2+V+Aux+PartAdv
الباب يفتح من
الصباح
|
Hubungan semantic aktif dan pasif bahasa-bahasa selalu tidak sama. Demikian pula
hubungan itu dalam bahasa arab. Jika dibandingkan dengan bahasa Arab maka
hubungan pasif dan aktif nya
tampak
lebih sederhana dari bahasa
Indonesia dikarenakan turunan dan polanya yang banyak sekali.
Kontrastif PPA BA dan PPA BI.
Setelah
dilakukan analisis hanya ditemukan persamaan dan perbedaan dari keduanya:
- Persamaan:
PA
BA dan PA BI
memiliki 3
persamaan pola,
yaitu: S+P+O, S+P+O1+O2 dan S+P,
adapun PP BA dan
PP BI juga sama dalam 3 pola, yaitu; O+P, P+O, P/PP
- Perbedaan:
Di dalam PA BA memiliki
pola P+S+O dan beberapa turunanya yang tidak dimiliki BI. dan dalam PP
BA pola yang terdiri dari tiga tempat yaitu pola S+P+P maupun
P+O1+O2 dan pola variasi turunannya hampir sama.
Sedangkan di dalam PP BI pola yang mempunyai 2, 3 dan 4 tempat P+S, S+O+P, O1+P+S+O2 dengan segala variasi turunannya
semuanya mempunyai pola yang banyak dan berbeda-beda[12]. Adapun gambarannya sebagaimana berikut:
Ket
|
Aktif
|
Pasif
|
||||
B Indon
|
B Arab
|
Bahasa Indonesia
|
B Arab
|
|||
Sama
|
SPO, SPO1O2, SP
|
SPO, SPO1O2, SP
|
OP, PO, P
|
OP,
PO, P/PP
|
||
Beda
|
|
PSO
|
SOP,
OSP,
OPS, OPS(AD), PSO, POS
|
PS,
OS,
Leksikal:
O1PSO2, O1PO2S, OP1P2S, OP1P2
|
Gabungan:
OP1S, OPS,
OP
|
PO1O2, SPP
|
Prediksi Kesulitan Peserta Didik pada
PPA BA dan PPA BI
Robert Lado, menjelaskan bahwa
berdasarkan kemiripan dan perbedaan antara B1 dengan B2 maka tingkat kesulitan
belajar siswa dapat dikelompokkan atas dua yakni: (1) sulit, (2) mudah. Bertolak dari kesulitan, Carl James mencatat
pendapat Stockwell dkk yang membicarakan dua kesulitan utama yakni kesulitan
dalam bidang fonologi dan kesulitan dalam bidang struktur. Taraf kesulitan itu
didasarkan atas tiga macam hubungan antara B1 dengan B2:
1. B1 mempunyai kaidah
dan B2 mempunyai padanan;
2. B1 mempunyai kaidah
tetapi B2 tidak mempunyai padanan
3. B2 mempunyai kaidah
dan tak ada padanan dalam B1[13].
Berdasarkan taraf
kesulitan diatas, maka diantara prediksi kesulitan dan kesalahan dalam hal ini
adalah:
1.
Adanya perubahan wazan antara ma’lum ke majhul, mujarrad ke
mazid dan perbedaan dlomir mempunyai pola yang berbeda-beda, sehingga
memungkinkan terjadi kesalahan pembacaan oleh siswa.
2.
Bahasa Indonesia tidak mempunyai banyak padanan seperti
diatas, yang digunakan siswa dalam membandingkan ke2 bahasa sehingga
memungkinkan terjadi kebingungan dan kesulitan bagi siswa.
3.
Di sisi lain, dalam pembahasan pasif dan aktif bahasa arab, terkadang terlihat sederhana
dengan hanya mengganti fathah menjadi dlummah atau fathah menjadi kasrah dalam
beberapa kalimat sederhana, yangmana hal tersebut merupakan salah satu
kemudahan bagi siswa[14].
Menyusun Bahan Ajar Berdasar Analisis
Sebelum menyusun bahan ajar/materi aktif
pasif sendiri, sebaiknya memperkenalkan
perbedaan dan persamaan keduanya secara umum kepada peserta didik, baru kemudian membuat materi
berdasarkan persamaan dahulu lalu perbedaan daripada Pola Pasif Aktif BA dan
BI. Adapun materinya adalah sebagai berikut:
Ma’lum
(Aktif) –Majhul (Pasif)
Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Aktif
dan Pasif. Perhatikan contoh ini: Abubakar membuka pintu disebut Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar disebut Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula
istilah Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul yang fungsinya sama yakni Aktif
dan Pasif[15].
Aktif : Sama
1.
المؤمن قَرأ
القرأن : Seorang mukmin membaca Al-Qur’an
2.
محمد ظَن
عاليا ذاكيا : Muhammad menyangka ‘Ali pintar
3.
بارك الله لك :
Semoga Allah memberkahimu
Beda
1.
مَدت الله الارض :
Allah memanjangkan bumi
Pasif : Sama
1.
إذا قُرأ
القرأن : Ketika dibacakan Al-Qur’an
2.
إذا الارض
مُدت : ketika bumi dipanjangkan
3.
إذا نودي : ketika dipanggil
4.
مبروك : diberkahi
Beda
- ظُن علي ذاكيا : Ali dikira pintar
Baca
dan hafalkan contoh berikut
berulang-ulang!
Fi’il
Madhy Ma’lum أَمَرَ (=memerintah) menjadi Fi’il Majhul أُمِرَ (=diperintah):
أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ
|
=
aku diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرْنَا أَنْ نَعْبُدَ اللهَ
|
=
kami diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ
|
=
engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرْتِ أَنْ
تَعْبُدِي اللهَ
|
=
engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرْتُمَا أَنْ
تَعْبُدَا اللهَ
|
=
kamu berdua diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرْتُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ
|
=
kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرْتُنَّ أَنْ تَعْبُدْنَ اللهَ
|
=
kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرَ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ
|
=
dia (lk) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرَتْ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ
|
=
dia (pr) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرَا أَنْ يَعْبُدَا اللهَ
|
=
mereka (2 lk) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرَتَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ
|
=
mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرُوْا أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ
|
=
mereka (lk) diperintah agar menyembah Allah
|
أُمِرْنَ أَنْ يَعْبُدْنَ اللهَ
|
=
mereka (pr) diperintah agar menyembah Allah
|
Fi’il
Mudhari’ يَعْرِفُ (=mengenal) menjadi Fi’il Majhul يُعْرَفُ (=dikenal):
أُعْرَفُ بِكَلاَمِيْ
|
=
aku dikenal dari bicaraku
|
نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا
|
=
kami dikenal dari bicara kami
|
تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ
|
=
engkau (lk) dikenal dari bicaramu
|
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ
|
=
engkau (pr) dikenal dari bicaramu
|
تُعْرَفَانِ بِكَلاَمِكُمَا
|
=
kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua
|
تُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِكُمْ
|
=
kalian (lk) dikenal dari bicara kalian
|
تُعْرَفْنَ بِكَلاَمِكُنَّ
|
=
kalian (pr) dikenal dari bicara kalian
|
يُعْرَفُ بِكَلاَمِهِ
|
=
dia (lk) dikenal dari bicaranya
|
تُعْرَفُ بِكَلاَمِهَا
|
=
dia (pr) dikenal dari bicaranya
|
يُعْرَفَانِ بِكَلاَمِهِمَا
|
=
mereka (2 lk) dikenal dari bicara mereka
|
يُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِهِمْ
|
=
mereka (lk) dikenal dari bicara mereka
|
يُعْرَفْنَ بِكَلاَمِهِنَّ
|
=
mereka (pr) dikenal dari bicara mereka
|
Cara Menyampaikan Bahan
Dasar penyusunan bahan pengajaran diatas adalah
kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa yang dialami oleh siswa. Cakupan
selanjutnya berkaitan dengan cara penyajian bahan pengajaran bahasa. Ada empat
cara penyajian bahan pengajaran bahasa yang dianut oleh teori kontrastif, yakni
peniruan, pengulangan, latihan rutin dan penguatan.
- Metode meniru artinya seorang pengajar membaca teksnya terlebih dahulu kemudian peserta didik di suruh mendegar dengan seksama lalu menirukannya.
- Metode mengulang artinya seorang pengajar membaca teksnya kemudian peserta didik di suruh membaca secara berulang-ulang.
- Metode latihan rutin artinya seorang pengajar membaca teksnya kemudian peserta didik di suruh mempelajarinya dengan rutin pada waktu yang telah di tentukan.
- Metode penguatan artinya seorang pengajar membaca teksnya kemudian menguatkan dengan memberikan contoh sesuai kondisi peserta didik sehingga mudah dicerna dan dimengerti. [16]
Metode yang sesuai dengan teori kontrastif dalam
analisis aktif pasif kali ini menurut kami adalah metode mengulang.
Yang dimaksud dengan metode mengulang disini adalah seorang pengajar harus
menjelaskan materi yang akan diajarkan secara sistematis, jelas, dan penjelasan
tersebut dilakukan dengan berulang-ulang. Sehingga nantinya sedikit demi
sedikit para peserta didik akan paham dan mengerti tentang materi yang
dijelaskan tadi. Artinya seorang pengajar menjelaskannya secara per kata
terlebih dahulu, untuk mencapai level selanjutnya hingga kemudian menjelaskan
per sub pokok bahasan sampai para peserta didik paham betul dengan materi yang
diajarkan. Setelah metode tersebut seorang pengajar harus memberikan evaluasi
tatap muka agar seorang pengajar mengetahui seberapa jauh kemampuan peserta
didik dalam memahami penjelasan materi yang di sampaikan.
Dalam hal ini tawaran kami dalam pengajarannya adalah
dengan metode Qowa’id wat Tarjamah yangmana dalam pembelajarannya
terdapat penerjemahan yang disesuaikan dengan qo’idah (nahwu sharaf) yang telah
dipelajari, sehingga menekankan penguasaan dan penerapan qo’idah dalam sebuah
bahasa, dengan harapan siswa dapat membedakan antara kata, kalimat, frasa
maupun klausa yang mengandung aktif dan pasif.
Adapun contoh langkah-langkah dalam metode
ini adalah sebagai berikut:
1. Guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
2. Guru
menjelaskan kaidah mabni majhul dan mabni ma`lum beserta contoh-contoh
sederhana
3. Guru
memberikan teks bacaan bahasa Arab yang didalamnya mengandung kaidah mabni majhul mabni ma`lum
4. Guru
membacakan teks bacaan bahasa Arab yang telah disediakan untuk siswa
5. Guru
meminta salah satu siswa untuk membaca teks dengan ditirukan siswa-siswa yang
lainnya
6. Guru
memberikan salah satu contoh kalimat mabni majhul dan mani ma`lum yang ada
dalam teks bacaan
7. Guru
menyuruh siswa untuk menunjukkan kalimat mabni majhul dan mani ma`lum yang ada
dalam teks bacaan
8. Sebelum
siswa menjawab, guru mengulang kembali penjelasan mabni majhul dan mabni
ma`lum, beserta mengulang beberapa contoh dengan dhomir yang berbeda.
9. Siswa
mencari kalimat mabni majhul dan mabni ma’lum dari bacaan yang tersedia,
10. Dari
kalimat yang ditemukan di dalam bacaan tersebut kemudian siswa megubahnya
menjadi beberapa bentuk dengan dhomir yang berbeda.
11. Guru
melakukan evaluasi dengan cara menyuruh beberapa siswa maju ke depan kelas.
12. Sebelum
memberikan koreksi terlebih dahulu guru mengingatkan kembali kaidah yang telah
dipelajari.
13. Guru
memberikan koreksi pada tugas siswa
14. Sebelum
mengakhiri pelajaran, Guru bertanya pada siswa terkait tema yang dibahas jika
masih ada yang kurang jelas siswa diharapkan bertanya.
15. Guru
menyimpulkan pelajaran yang telah disampaikan
16. Guru
mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah
PENUTUP
Uraian analisis
diatas merupakan prediksi logis dari realita persamaan dan perbedaan bentuk
Pola aktif pasif dalam bahasa arab dan bahasa Indonesia. Jika dibandingkan dengan
bahasa Arab maka hubungan pasif dan aktif bahasa Arab
tampak
lebih sederhana dari bahasa
Indonesia dikarenakan turunan dan polanya yang banyak sekali.
Dan kami
juga menguraikan beberapa solusi dalam pengajarannya yang meliputi materi dan
metode yangmana diharapkan dengan adanya analisis ini dapat memudahkan peserta
didik dalam memahami dan menguasai teori aktif pasif dalam pembelajaran bahasa arab
khususnya, mampu mempraktekkannya dan menjadi pedoman bagi pengajar untuk dapat
membuat materi yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Parera, J.D., Dasar-Dasar Analisis Sintaksis,
Jakarta, Erlangga, 2009
Tarigan,
Henry Guntur. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, Bandung, Angkasa,
2009
Linguistika, Vol. 15, No. 28, Maret 2008 SK
Akreditasi Nomor: 007/BAN PT/Ak-V/S2/VIII/2006
Indihadi,
Dian dalam BB 7 analisis kontrastif. Pdf
Muhammad, Ali. 1993. Ilmu Lughah.
http://phinphinqimut.wordpress.com/2011/05/06/analisis-dua-bahasa-pada-level.kata/#_ftn2
di browsing pada, Rabu, 2 Mei 2012
Setiaselamanya, Perbandingan Bahasa
Indonesia & Bahasa Arab dari Segi Sintaksis dalam http://setiaselamanya.wordpress.com/2011/05/09/perbandingan-bahasa-indonesia-bahasa-arab-dari-segi
sintaksis/, di postkan pada, 9 Mei 2011
Suwarto dengan tesisnya berjudul analisis
kontrastif kontruksi pasif bahasa arab dengan bahasa Indonesia, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5762/1/01007893.pdf
di browsing pada, kamis 3 Mei 2012
http://id. Wikipedia.orq/wq/transitif,
dibrowsing pada, jum’at, 4 Mei 2012
نَاءُ الْمَجْهُوْلِ dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/,
yang dibrowsing pada 5Mei 2012
فِعْل
مَعْلُوْم – فِعْل مَجْهُوْل dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/,
yang dibrowsing pada 5Mei 2012
[1]Henry
Guntur Tarigan. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. (Bandung:
Angkasa, 2009 (edisi revisi). hal. 5
[2]
Drs. Dian Indihadi, M.Pd, dalam BB 7
analisis kontrastif. pdf
[3] J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis
Sintaksis, ( Jakarta; Erlangga, 2009), hlm. 7
[4] Setiaselamanya, Perbandingan Bahasa
Indonesia & Bahasa Arab dari Segi Sintaksis dalam http://setiaselamanya.wordpress.com/2011/05/09/perbandingan-bahasa-indonesia-bahasa-arab-dari-segi
sintaksis/, di postkan pada, 9 Mei 2011
[5]
Suwarto dengan tesisnya berjudul analisis kontrastif kontruksi pasif
bahasa arab dengan bahasa Indonesia, dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5762/1/01007893.pdf
di browsing pada, kamis 3 Mei 2012
[6]
bhttp://id. Wikipedia.orq/wq/transitif, dibrowsing pada, jum’at, 4 Mei
2012
[8] J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis
Sintaksis, hlm. 36
[9] J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis
Sintaksis, hlm 34
[11]
نَاءُ
الْمَجْهُوْلِ dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/,
yang dibrowsing pada 5Mei 2012
[13] Linguistika, Vol. 15, No. 28, Maret
2008 SK Akreditasi Nomor: 007/BAN PT/Ak-V/S2/VIII/2006 hlm 8
[14] Ali. Muhammad , Ilmu Lughah, (1993)
[15] فِعْل مَعْلُوْم – فِعْل مَجْهُوْل dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/,
yang dibrowsing pada 5Mei 2012
sangat bermanfaat, terimakasih^_^
BalasHapus