Sabtu, 09 Juni 2012

analisis kontrastif sintaksis



ANALISIS KONTRASTIF POLA PASIF AKTIF BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB
(Analisis Kontrastif Sintaksis)

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Analisis Kontrastif dan Analisis Kesalahan
Dosen Pengampu: Khabibi M. Luthfi, S.S, M.Hum





Disusun oleh:
Widhia Maudu’ah (09.11.00126)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MATHALI’UL FALAH
PATI – JAWA TENGAH
2012 – 2013




PENDAHULUAN
Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua, terutama dalam membaca maupun mengkonstruk sebuah kalimat, siswa sering menghadapi kesulitan dan kesalahan. Hal itu terjadi akibat siswa menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam bahasa pertama. Dalam hal ini, siswa menggunakan sejumlah unsur dan tata bahasa dalam bahasa pertama untuk kegiatan dalam bahasa kedua. Akibat unsur-unsur kebahasaan itu tidak terdapat dalam bahasa pertama sedangkan siswa pada saat menggunakan bahasa kedua dituntut untuk menggunakan unsur itu, maka mengakibatkan kesalahan dan kesulitan dalam berbahasa.
Hal semacam ini sangat perlu solusi. Solusi untuk kesulitan dan kesalahan siswa itu pun cukup banyak sehingga guru dapat memilih salah satu cara yang dipandang paling tepat. Salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan dan kesalahan siswa akibat pengaruh unsur-unsur kebahasaan itu adalah analisis kontrastif. Oleh karena itu, analisis kontrastif dapat dijadikan solusi alternative dalam pengajaran bahasa kedua kaitan dengan unsure dan tata bahasa (sintaksis) sebuah bahasa. Dengan melakukan analisis kontrastif, guru dapat mengetahui kesulitan dan kesalahan siswa dalam berbahasa.
Salah satu analisis bahasa tersebut adalah analisis sintaksis dari sisi Pola aktif pasif dari sisi pola struktur kalimat. Permasalahan yang kami uraikan adalah Pola Aktif Pasif Bahasa Arab (PPA BA) dan Pola Aktif Pasif Bahasa Indonesia -  (PPA BI) dari aspek sintaksis, serta menemukan persamaan dan perbedaan pola struktur dan unsur pembentuk antara PPA BA dan PPA BI.
Oleh karna itu dalam makalah kami kali ini akan dibahas “ Analisis Kontrastif Pola Pasif Aktif Bahasa Indonesia dengan Bahasa Arab”, yang meliputi pengertian analisis kontrastif, deskripsi PPA BI, deskripsi PPA BA, kontrastif PPA BI dan PPA BA, prediksi kesulitan peserta didik pada PPA BI dan PPA BA, menyusun bahan ajar berdasar analisis serta cara menyampaikan bahan/ metode penyampaian. Yangmana ditujukan untuk memberikan satu sumbangan yang berarti untuk keberhasilan proses belajar mengajar bahasa Arab.

PEMBAHASAN
Pengertian Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan. Tarigan mengemukakan bahwa Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis)/anakon, merupakan kegiatan pembandingan struktur dua bahasa – bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2) – untuk menemukan perbedaan-perbedaan yang ada pada kedua bahasa tersebut.[1] Hasil perbedaan yang diperoleh dapat dijadikan dasar untuk memprediksi kesulitan belajar bahasa terutama bahasa kedua (B2). Hal ini berbeda dengan Lado(1975) yang mengaitkan latar belakang budaya dari kedua bahasa tersebut.
Menurut Brown (1980) dan Ellis (1986), ada empat langkah yang harus dilakukan dalam analisis kontrastif. Keempat langkah itu adalah:
1)      Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2)
2)      Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) yang akan dibandingkan atau dianalisis.
3)      Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) dengan cara memetakan unsur-unsur dari kedua bahasa yang dianalisis.
4)      Memprediksikan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) untuk keperluan pengajaran bahasa di sekolah[2].
Jadi, analisis kontrastif adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan untuk keperluan pengajaran bahasa kedua, terutama untuk mengatasi kesulitan dan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa.
Dalam analisis tata bahasa, kaitan dengan aktif dan pasif, menurut analisis Parera dalam Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, konsep aktif dan pasif berhubungan dengan satuan kata dan berkedudukan sebagai fungsi dalam satu kalimat. Jadi, harus dikatakan fungsi aktif dan fungsi pasif dari kata dan bukan kalimat pasif atau klausa pasif. Bentuk kata memelihara dan dipelihara berfungsi aktif dan pasif dalam kalimat peternak memelihara kambing  dan kambing dipelihara peternak. Frase oleh peternak berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat tersebut.[3]

Deskripsi PPA BI
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Contoh: ayah menulis surat (ayah/S = melakukan pekerjaan)
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Contoh: surat itu ditulis oleh ayah (surat/S = dikenai pekerjaan) [4]. Menurut Kridalaksana, verba pasif yaitu verba yang subyeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil[5].
Adapun urutan cara menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia yang terkandung di dalamnya fungsi aktif dan pasif pada awalnya adalah sebagaimana berikut, :

Penempatan
Jenis dan Istilah
Ket
Fungsi
-
-
-
-
Belum terisi
Fungsi
Subyek (S)
Predikat (P)
Obyek (O)
Ket (K)
Benak
Kategori
Noun1/NPrashe:
KB/K Sfat
Verb/VP:
KK
N2:
KB/KS
Waktu, tempat, sifat dll
Dalam struktur
Peran
Pelaku
(fungsi aktif)
Pekerjaan
Penderita (fungsi pasif)
Penjelas

Contoh
Ibu
Memasak
Nasi
Di dapur
Kalimat aktif

O : nasi
P: dimasak
S: ibu
K: di dapur
Kalimat pasif
Ada juga bentuk aktif pasif yang menggunakan verba transitif (kata yang membutuhkan obyek). Dalam tata bahasa baku BI (1993 :27) disebutkan bahwasannya verba transitif menyatakan peristiwa yang melibatkan dua maujud atau entitas : manusia, binatang, hal-hal yang dapat menjadi titik tolak untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi. Contoh : ayah membaca koran’, menjadi ‘koran dibaca oleh ayah’, kalimat ini tidak dapat hanya menyebutkan N1 dan Vnya  seperti ‘ayah membaca’. Dalam kalimat intransitif tidak menggunakan di dalam bentuk kalimat pasif, contoh : « saya memukul anjing »  bentuk pasifnya adalah « anjing saya pukul », tidak boleh : « anjing dipukul saya ».[6]
Secara umum ada tiga jenis bentuk pasif:
(1)   Dapat dibalik, Contoh “Ani dikejar Amir”, dapat dibalik “Amir dikejar Ani”.
(2)   Tidak dapat dibalik yang pelakunya berupa instrumen, Contoh bentuk pasif yang kedua: “Mangga dilempar dengan batu”; tidak mungkin dibalik “Batu dilempar dengan mangga”.
(3)   Tidak dapat dibalik yang pelakunya berupa manusia. Bentuk pasif yang dapat dibalik artinya objeknya dapat dijadikan subjek dan sebaliknya. Sedangkan contoh bentuk pasif yang ketiga adalah “Buku saya dipinjam oleh Jono”. Kalimat ini tidak mungkin dibalik “Jono dipinjam oleh buku saya”[7].
Sebuah PDKI (Pola Dasar Kalimat Inti) dapat mengalami proses perubahan bentuk untuk menjadi atau dijadikan kalimat turunan. Kalimat pasif bahasa Indonesia diturunkan dengan proses perubahan bentuk dari PDKI aktif. Misalnya: pola NP+meN-VP+NP (aktif)) mengalami proses perubahan bentuk (dengan permutasi dan penambahan) dijadikan kalimat turunan pasif dengan pola NP2+di-VP+oleh+NPI.
Aktif:              NP1+meN-VP+NP2                        
                        Kucing mengigit tikus                        
Pasif:              NP2+ter _VP+oleh+NP1                  NP2+di_VP+oleh+NP1
                        tikus tergigit oleh kucing                     tikus digigit oleh kucing[8]
            Beberapa pola aktif pasif dan turunan kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
NO
POLA AKTIF
POLA PASIF
Di- dan ter- dalam 3 tempat, masing-masing ada 6 pola pasif
1.
Pola: 
S+P+O
Contoh:
Ayah menjual rumah
Kategori:
N1+me+VT+N2
S+O+P : Oleh ayah rumah itu dijual
2.
O+ S+P : Rumah itu oleh ayah dijual
3.
O+P+S(N1) : Rumah itu dijual oleh ayah
4.
O+P+S(Adj) : Perasaan dewi digeluti resah
5.
P+S+O : Dijual oleh ayah rumah itu
6.
P+ O+S : Dijual rumah itu oleh ayah
Di- dalam 2 tempat, punya 4 pola pasif, dari keseluruhan pola aktif  S+P+O
7.
Kemiskinan memiliki 3 kategori penyebab
O+P: dipandang dari sudut penyebab, kemiskinan digolongkan dalam 3 kategori
8.
Indonesia memeratakan rakyat memiliki 3 ketimpangan
P+O : dalam hal pemerataan di Indonesia dikenal sekurang-kurangnya 3 jenis ketimpangan
9.
PT Gramedia menerbitkan
P+S : diterbitkan pertama kali oleh PT Gramedia
10.
Ipong mendesain sampul
O+S : Desain sampul oleh Ipong
Di- dalam 1 tempat, punya 1 pola pasif dan aktif
11.
S+P+O:
Dia mengenakan jas hujan
P : tanpa dbantu, dikenakan jas hujannya
Untuk bitransitif, memiliki 2 pola pasif yang hampir sama yang hanya di bolak-balik
12.
S+ P+O1+O2:
Ayah membelikan adik baju baru
O1+P+S+O2: Adik dibelikan ayah baju baru
13.
O1+P+O2+S: Adik dibelikan baju baru oleh ayah
Dapat juga pasif berbentuk leksikal kata, yang aktifnya S+P+O
14.
Tusuk duri mengenai telapak kakinya
O+P1+P2+S: Telapak kakinya kena tusuk duri
15.
…… memukul demonstran
O+P1+P2: Demonstran itu kena pukul
16.
Getah mengenai bajunya
O+P1+ S: Bajunya kena getah
Dapat juga berupa pasif gabungan
17.
Mangga menjatuhi adik
O+P+S: Adik kejatuhan mangga
18.
-
O+P: Anaknya kepanasan
19.
……mengetahui
P: Ah, biarkan saja nanti juga ketahuan
Beberapa contoh penempatan kategori untuk pasif aktif BI adalah sebagai berikut:
NO
AKTIF           
PASIF:
1.
N1+me+VT+N2        
Mereka membeli mobil itu
N2+di+VT+oleh+N1
 mobil itu dibeli oleh mereka[9]
2.
N1+meN-VP+N2                   ,
Kucing mengigit tikus
N2+ter _VP+oleh+N1          
tikus tergigit oleh kucing


N2+di_Vp+oleh+N1
tikus digigit oleh kucing
3.
N1+ me+VI+N2
Saya memukul anjing 
N2+N1+VI
anjing saya pukul 

Deskripsi PPA BA
Tulisan Arab ditulis dari kanan ke kiri. Semua huruf Arab hanya melambangkan bunyi konsonan. Bunyi vokal tidak dilambangkan dengan huruf  akan tetapi dilambangkan dengan tenda-tanda yang lazim disebut harakat. Di dalam BA terdapat tiga bunyi vokal yaitu /a/,/i/ dan /u/. Vokal /a/ dilambangkan dengan tanda ــــَـــ yang diletakkan di atas huruf, tanda ini lazim disebut fathah. Vokal /i/ dilambangkan dengan tanda ـــــِــــ   yang diletakkan di bawah huruf, tanda ini lazim disebut kasrah, sedangkan vokal /u/ dilambangkan dengan tanda ـــُــ yang diletakkan di atas huruf, tanda ini lazim disebut dhammah. Sebagai contoh apabila kata jalasa ‘duduk’ ditulis maka penulisannya hanya menggunakan tiga huruf yaitu ج, ل, س  (dari kanan ke kiri) dan masing-masing huruf diberi tanda fathah di atasnya. Tulisan tersebut masih dalam bentuk saling terpisah, apabila disambungkan hasilnya adalah جَلَسَ.
Pembicaraan tentang KP BA tidak terlepas dari pembicaraan tentang verba. Pembicaraan tentang verba, secara morfologis  dapat dilakukan dengan menggunakan pola yang biasa disebut wazan ‘timbangan’. Di dalam BA pola itu diterangkan dengan tiga huruf yaitu: ف/f/, ع/’/ dan ل/l/. /F/ sebagai radik pertama, /’/ sebagai radik kedua dan /l/ sebagai radik ketiga.
Kalimat aktif dalam BA mungkin dapat di sebut kalam ma’lum adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau aktor.sedangkan dalam kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau menadi sasaran[10].
Contoh kalimat aktif : حسن يشرب العصيردائما
Contoh kalimat pasif :  الباب يفتح من الصباح[11]
Beberapa bentuk klausa atas dasar peran dalam bahasa arab:
  1. Klausa aktif (jumlah ma’lumiyah) adalah klausa yang S-nya berperan sebagai pelaku. Contoh:شرح الله صدر زيد
  2. Klausa pasif (jumlah majhuliyah) adalah klausa yang S-nya berperan sebagai penderita. Contoh:هزمت أكبر دولتين
  3. Klausa netral (jumlah bayna ma’lumah wa majhulah) adalah klausa yang P-nya non verba, S tidak berperan apa-apa, tidak sebagai pelaku dan tidak sebagai penderita. Contoh:إن التوحيد مصدر قوته
Hubungan sistematik bahasa Arabpun dapat dinyatakan antara tipe Pola Dasar Kalimat Inti dan kalimat derivasi pasif, yang memiliki 6 keseluruhan pola sebagaimana berikut:
NO
AKTIF           
PASIF:
1.
 (S+P+O) المؤمن قَرأ القرأن
 (P+O) إذا قُرأ القرأن
2.
 (P+S+O)مَدت الله الارض         
(O+P) إذا الارض مُدت
3.
 (P+S+O)نادى الله المؤمنين
 (P)إذا نودي
4.
  (S+P+O1+O2) محمد ظَن عاليا ذاكيا
 (P+ O1+O2)ظُن علي ذاكيا
5.
 (S+P)أذن المسجد سمع
 (S+PP “Passive Participle”)أذن المسجد مسموع
6.
 (P+S+O)بارك الله لك
 (PP)مبروك
Contoh penempatan kategori untuk pasif aktif BA adalah sebagai berikut:
 NO
AKTIF           
PASIF:
1.
V + N1+partN2
 ركب أحمد السيارة           
V+ partN2
 ركب السيارة
2.
N1+V+ partN2+adv 
حسن يشرب العصيردائما    
partN2+V+Aux+PartAdv
 الباب يفتح من الصباح
Hubungan semantic aktif dan pasif  bahasa-bahasa selalu tidak sama. Demikian pula hubungan itu dalam bahasa arab. Jika dibandingkan dengan bahasa Arab maka hubungan pasif dan aktif nya tampak lebih sederhana dari bahasa Indonesia dikarenakan turunan dan polanya yang banyak sekali.

Kontrastif PPA BA dan PPA BI.
Setelah dilakukan analisis hanya ditemukan persamaan dan perbedaan dari keduanya:
  1. Persamaan:
PA BA dan PA BI memiliki 3 persamaan pola, yaitu: S+P+O, S+P+O1+O2 dan S+P, adapun PP BA dan PP BI juga sama dalam 3 pola, yaitu; O+P, P+O, P/PP

  1. Perbedaan:
Di dalam PA BA memiliki pola P+S+O dan beberapa turunanya yang tidak dimiliki BI. dan dalam PP BA pola yang terdiri dari tiga tempat yaitu pola S+P+P maupun P+O1+O2 dan  pola variasi turunannya hampir sama. Sedangkan di dalam PP BI pola yang mempunyai 2, 3 dan 4 tempat P+S, S+O+P, O1+P+S+O2 dengan segala variasi turunannya semuanya mempunyai pola yang banyak dan berbeda-beda[12]. Adapun gambarannya sebagaimana berikut:
Ket
Aktif
Pasif
B Indon
B Arab
Bahasa  Indonesia
B Arab
Sama
SPO, SPO1O2, SP
SPO, SPO1O2, SP

OP, PO, P
OP,
PO, P/PP
Beda

PSO
SOP,
OSP,
OPS, OPS(AD), PSO, POS
PS,
OS,
Leksikal:
O1PSO2, O1PO2S, OP1P2S, OP1P2
Gabungan:
OP1S, OPS,
OP
PO1O2, SPP








Prediksi Kesulitan Peserta Didik pada PPA BA dan PPA BI
Robert Lado, menjelaskan bahwa berdasarkan kemiripan dan perbedaan antara B1 dengan B2 maka tingkat kesulitan belajar siswa dapat dikelompokkan atas dua yakni: (1) sulit, (2) mudah.  Bertolak dari kesulitan, Carl James mencatat pendapat Stockwell dkk yang membicarakan dua kesulitan utama yakni kesulitan dalam bidang fonologi dan kesulitan dalam bidang struktur. Taraf kesulitan itu didasarkan atas tiga macam hubungan antara B1 dengan B2:
1.      B1 mempunyai kaidah dan B2 mempunyai padanan;
2.      B1 mempunyai kaidah tetapi B2 tidak mempunyai padanan
3.      B2 mempunyai kaidah dan tak ada padanan dalam B1[13].
Berdasarkan taraf kesulitan diatas, maka diantara prediksi kesulitan dan kesalahan dalam hal ini adalah:
1.      Adanya perubahan wazan antara ma’lum ke majhul, mujarrad ke mazid dan perbedaan dlomir mempunyai pola yang berbeda-beda, sehingga memungkinkan terjadi kesalahan pembacaan oleh siswa.
2.      Bahasa Indonesia tidak mempunyai banyak padanan seperti diatas, yang digunakan siswa dalam membandingkan ke2 bahasa sehingga memungkinkan terjadi kebingungan dan kesulitan bagi siswa.
3.      Di sisi lain, dalam pembahasan pasif dan aktif  bahasa arab, terkadang terlihat sederhana dengan hanya mengganti fathah menjadi dlummah atau fathah menjadi kasrah dalam beberapa kalimat sederhana, yangmana hal tersebut merupakan salah satu kemudahan bagi siswa[14].

Menyusun Bahan Ajar Berdasar Analisis
Sebelum menyusun bahan ajar/materi aktif pasif sendiri, sebaiknya memperkenalkan  perbedaan dan persamaan keduanya secara umum kepada peserta didik, baru kemudian membuat materi berdasarkan persamaan dahulu lalu perbedaan daripada Pola Pasif Aktif BA dan BI. Adapun materinya adalah sebagai berikut:
Ma’lum (Aktif) –Majhul (Pasif)
 Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Aktif dan Pasif. Perhatikan contoh ini: Abubakar membuka pintu disebut Aktif. Pintu dibuka oleh Abubakar disebut Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul yang fungsinya sama yakni Aktif dan Pasif[15].
Aktif : Sama        
1.                                               المؤمن قَرأ القرأن : Seorang mukmin membaca Al-Qur’an
2.                                              محمد ظَن عاليا ذاكيا : Muhammad menyangka ‘Ali pintar
3.                                              بارك الله لك : Semoga Allah memberkahimu
Beda
1.                                           مَدت الله الارض : Allah memanjangkan bumi
Pasif : Sama
1.                                           إذا قُرأ القرأن : Ketika dibacakan Al-Qur’an
2.                                          إذا الارض مُدت  : ketika bumi dipanjangkan
3.                                          إذا نودي : ketika dipanggil
4.                                          مبروك : diberkahi
Beda
  1. ظُن علي ذاكيا  : Ali dikira pintar   
Baca dan hafalkan  contoh berikut berulang-ulang!
Fi’il Madhy Ma’lum أَمَرَ (=memerintah) menjadi Fi’il Majhul أُمِرَ (=diperintah):
أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ
= aku diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْنَا أَنْ نَعْبُدَ اللهَ
= kami diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ
= engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتِ أَنْ تَعْبُدِي اللهَ
= engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُمَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ
= kamu berdua diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ
= kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُنَّ أَنْ تَعْبُدْنَ اللهَ
= kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ
= dia (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَتْ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ
= dia (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَا أَنْ يَعْبُدَا اللهَ
= mereka (2 lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَتَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ
= mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرُوْا أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ
= mereka (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْنَ أَنْ يَعْبُدْنَ اللهَ
= mereka (pr) diperintah agar menyembah Allah
Fi’il Mudhari’ يَعْرِفُ (=mengenal) menjadi Fi’il Majhul يُعْرَفُ (=dikenal):
أُعْرَفُ بِكَلاَمِيْ
= aku dikenal dari bicaraku
نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا
= kami dikenal dari bicara kami
تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ
= engkau (lk) dikenal dari bicaramu
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ
= engkau (pr) dikenal dari bicaramu
تُعْرَفَانِ بِكَلاَمِكُمَا
= kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua
تُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِكُمْ
= kalian (lk) dikenal dari bicara kalian
تُعْرَفْنَ بِكَلاَمِكُنَّ
= kalian (pr) dikenal dari bicara kalian
يُعْرَفُ بِكَلاَمِهِ
= dia (lk) dikenal dari bicaranya
تُعْرَفُ بِكَلاَمِهَا
= dia (pr) dikenal dari bicaranya
يُعْرَفَانِ بِكَلاَمِهِمَا
= mereka (2 lk) dikenal dari bicara mereka
يُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِهِمْ
= mereka (lk) dikenal dari bicara mereka
يُعْرَفْنَ بِكَلاَمِهِنَّ
= mereka (pr) dikenal dari bicara mereka

Cara Menyampaikan Bahan
Dasar penyusunan bahan pengajaran diatas adalah kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa yang dialami oleh siswa. Cakupan selanjutnya berkaitan dengan cara penyajian bahan pengajaran bahasa. Ada empat cara penyajian bahan pengajaran bahasa yang dianut oleh teori kontrastif, yakni peniruan, pengulangan, latihan rutin dan penguatan.
  1. Metode meniru artinya seorang pengajar membaca teksnya terlebih dahulu kemudian peserta didik di suruh mendegar dengan seksama lalu menirukannya.
  2. Metode mengulang artinya seorang pengajar membaca teksnya kemudian peserta didik di suruh membaca secara berulang-ulang.
  3. Metode latihan rutin artinya seorang pengajar membaca teksnya kemudian peserta didik di suruh mempelajarinya dengan  rutin pada waktu yang telah di tentukan.
  4. Metode penguatan artinya seorang pengajar membaca teksnya kemudian menguatkan dengan memberikan contoh sesuai kondisi peserta didik sehingga mudah dicerna dan dimengerti. [16]
Metode yang sesuai dengan teori kontrastif dalam analisis aktif pasif kali ini menurut kami adalah metode mengulang. Yang dimaksud dengan metode mengulang disini adalah seorang pengajar harus menjelaskan materi yang akan diajarkan secara sistematis, jelas, dan penjelasan tersebut dilakukan dengan berulang-ulang. Sehingga nantinya sedikit demi sedikit para peserta didik akan paham dan mengerti  tentang materi yang dijelaskan tadi. Artinya seorang pengajar menjelaskannya secara per kata terlebih dahulu, untuk mencapai level selanjutnya hingga kemudian menjelaskan per sub pokok bahasan sampai para peserta didik paham betul dengan materi yang diajarkan. Setelah metode tersebut seorang pengajar harus memberikan evaluasi tatap muka agar seorang pengajar mengetahui seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam memahami penjelasan materi yang di sampaikan.
Dalam hal ini tawaran kami dalam pengajarannya adalah dengan metode Qowa’id wat Tarjamah yangmana dalam pembelajarannya terdapat penerjemahan yang disesuaikan dengan qo’idah (nahwu sharaf) yang telah dipelajari, sehingga menekankan penguasaan dan penerapan qo’idah dalam sebuah bahasa, dengan harapan siswa dapat membedakan antara kata, kalimat, frasa maupun klausa yang mengandung aktif dan pasif.
            Adapun contoh langkah-langkah dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1.      Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
2.      Guru menjelaskan kaidah mabni majhul dan mabni ma`lum beserta contoh-contoh sederhana
3.      Guru memberikan teks bacaan bahasa Arab yang didalamnya mengandung  kaidah mabni majhul mabni ma`lum
4.      Guru membacakan teks bacaan bahasa Arab yang telah disediakan untuk siswa
5.      Guru meminta salah satu siswa untuk membaca teks dengan ditirukan siswa-siswa yang lainnya
6.      Guru memberikan salah satu contoh kalimat mabni majhul dan mani ma`lum yang ada dalam teks bacaan
7.      Guru menyuruh siswa untuk menunjukkan kalimat mabni majhul dan mani ma`lum yang ada dalam teks bacaan
8.      Sebelum siswa menjawab, guru mengulang kembali penjelasan mabni majhul dan mabni ma`lum, beserta mengulang beberapa contoh dengan dhomir yang berbeda.
9.      Siswa mencari kalimat mabni majhul dan mabni ma’lum dari bacaan yang tersedia,
10.  Dari kalimat yang ditemukan di dalam bacaan tersebut kemudian siswa megubahnya menjadi beberapa bentuk dengan dhomir yang berbeda.
11.  Guru melakukan evaluasi dengan cara menyuruh beberapa siswa maju ke depan kelas.
12.  Sebelum memberikan koreksi terlebih dahulu guru mengingatkan kembali kaidah yang telah dipelajari.
13.  Guru memberikan koreksi pada tugas siswa
14.  Sebelum mengakhiri pelajaran, Guru bertanya pada siswa terkait tema yang dibahas jika masih ada yang kurang jelas siswa diharapkan bertanya.
15.  Guru menyimpulkan pelajaran yang telah disampaikan
16.  Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah







PENUTUP
Uraian analisis diatas merupakan prediksi logis dari realita persamaan dan perbedaan bentuk Pola aktif pasif dalam bahasa arab dan bahasa Indonesia. Jika dibandingkan dengan bahasa Arab maka hubungan pasif dan aktif  bahasa Arab tampak lebih sederhana dari bahasa Indonesia dikarenakan turunan dan polanya yang banyak sekali.
            Dan kami juga menguraikan beberapa solusi dalam pengajarannya yang meliputi materi dan metode yangmana diharapkan dengan adanya analisis ini dapat memudahkan peserta didik dalam memahami dan menguasai teori aktif  pasif dalam pembelajaran bahasa arab khususnya, mampu mempraktekkannya dan menjadi pedoman bagi pengajar untuk dapat membuat materi yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Parera, J.D., Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, Jakarta, Erlangga, 2009
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, Bandung, Angkasa, 2009
Linguistika, Vol. 15, No. 28, Maret 2008 SK Akreditasi Nomor: 007/BAN PT/Ak-V/S2/VIII/2006
Indihadi, Dian dalam  BB 7 analisis kontrastif. Pdf
Muhammad, Ali. 1993. Ilmu Lughah.
Setiaselamanya, Perbandingan Bahasa Indonesia & Bahasa Arab dari Segi Sintaksis dalam http://setiaselamanya.wordpress.com/2011/05/09/perbandingan-bahasa-indonesia-bahasa-arab-dari-segi sintaksis/, di postkan pada, 9 Mei  2011
Suwarto dengan tesisnya berjudul analisis kontrastif kontruksi pasif bahasa arab dengan bahasa Indonesia, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5762/1/01007893.pdf di browsing pada, kamis 3 Mei 2012
http://id. Wikipedia.orq/wq/transitif, dibrowsing pada, jum’at, 4 Mei 2012
نَاءُ الْمَجْهُوْلِ dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/, yang dibrowsing pada 5Mei 2012
فِعْل مَعْلُوْم – فِعْل مَجْهُوْل  dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/, yang dibrowsing pada 5Mei 2012





[1]Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. (Bandung: Angkasa, 2009 (edisi revisi). hal. 5
[2] Drs. Dian Indihadi, M.Pd, dalam  BB 7 analisis kontrastif. pdf
[3] J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, ( Jakarta; Erlangga, 2009), hlm. 7
[4] Setiaselamanya, Perbandingan Bahasa Indonesia & Bahasa Arab dari Segi Sintaksis dalam http://setiaselamanya.wordpress.com/2011/05/09/perbandingan-bahasa-indonesia-bahasa-arab-dari-segi sintaksis/, di postkan pada, 9 Mei  2011
[5]  Suwarto dengan tesisnya berjudul analisis kontrastif kontruksi pasif bahasa arab dengan bahasa Indonesia, dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5762/1/01007893.pdf di browsing pada, kamis 3 Mei 2012
[6]  bhttp://id. Wikipedia.orq/wq/transitif, dibrowsing pada, jum’at, 4 Mei 2012
[7]  Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa
[8] J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, hlm. 36
[9] J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, hlm 34
[10] Setiaselamanya, Perbandingan Bahasa Indonesia & Bahasa Arab dari Segi Sintaksis
[11] نَاءُ الْمَجْهُوْلِ dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/, yang dibrowsing pada 5Mei 2012
[13] Linguistika, Vol. 15, No. 28, Maret 2008 SK Akreditasi Nomor: 007/BAN PT/Ak-V/S2/VIII/2006 hlm 8
[14] Ali. Muhammad , Ilmu Lughah, (1993)
[15] فِعْل مَعْلُوْم – فِعْل مَجْهُوْل  dalam http://masbadar.com/pelajaran-bahasa-arab-fiil-malum-kata-kerja-aktif-fiil-majhul-kata-kerja-pasif/, yang dibrowsing pada 5Mei 2012

[16] Setiaselamanya, Perbandingan Bahasa Indonesia & Bahasa Arab dari Segi Sintaksis

1 komentar: