Oleh: Widhia Maudu'ah
Dalam studi kebahasaan, dikenal adanya ilmu
linguistik, yakni ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa secara ilmiyah dan
sistematis. Selain daripada linguistik memiliki banyak cabang keilmuan, seperti
psikolinguistik, antropolinguistik, berdasarkan tujuan pokoknya, linguistik
dapat dibedakan menjadi linguistik murni (pure linguistics) dan
linguistik terapan (applied linguistics).
Linguistic murni mempelajari bahasa secara umum dengan
tujuan memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek
bahasa seperti fonologi, morfologi, sintaksis
dan semantik. sementara linguistik terapan diartikan sebagai ilmu yang mencoba
menerapkan prinsip-prinsip linguistik untuk kepentingan praktis. dalam bahasa
Anthony yang dikutip Endang Fauziati, linguistik terapan adalah : “ The portion of the body of accumulated
knowledge called linguistics when are applied by practitioners of different
discipline in doing their works.”[1]
Wilayah penerapan linguistik
diantaranya adalah: di bidang pengajaran
bahasa, penelitian di bidang pemerolehan bahasa kedua, penerjemahan dan
lain-lain. dalam hal ini linguistik terapan berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan antara 2 disiplin keilmuan. sejalan dengan ini, Corder memberikan
penjelasan hubungan antara linguistik dan linguistik terapan. secara tegas,
Corder mengatakan bahwa: “ linguistik terapan adalah seperangkat kegiatan/teknik
yang menjembatani antara berbagai teori tentang bahasa manusia pada satu sisi, dan kegiatan-kegiatan
praktis dalam pengajaran bahasa pada sisi yang lain”[2]. Hal ini
mengisyaratkan bahwa hubungan keduanya bukan hubungan langsung, melainkan
linguistik memberikan bahan-bahan berupa seperangkat teori kaitan dengan pengajaran bahasa.
Sementara itu, ada beberapa orang
yang menyebutnya dengan istilah “linguistik edukasional” dan ada juga yang
menyebut “ linguistik paedagogis”. Jos Daniel Parera mengatakan bahwa
linguistik edukasional adalah salah satu cabang linguistik terapan yang khusus
menganalisis, menerangkan dan menjelaskan tentang praktek pelaksanaan
pengajaran bahasa yang berlandaskan teori-teori kebahasaan[3]. di
dalamnya dikupas 4 konsep utama yaitu
bahasa, pengajaran, belajar dan konteks.
Hal ini senada dengan concept map yang
ditawarkan Pokja UIN Sunan Kalijaga yaitu salah satu dari beberapa model
hubungan pengajaran bahasa dengan ilmu-ilmu
lain yakni model umum/ model Stern sebagaimana digambarkan bagan berikut[4]:
Dari keterangan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa penelitian pendidikan bahasa memiliki payung besar
berupa linguistik terapan atau juga sebagai pintu masuknya ilmu metodologi
penelitian pendidikan bahasa. Oleh karna itu ruang lingkupnya meliputi hal-hal
yang masuk dalam pengajaran bahasa dan pemerolehan bahasa kedua serta
problem-problem yang terjadi kaitan deengannya.
Hal ini sangat berbeda dengan ruang lingkup penelitian
pendidikan saja, bukan pendidikan bahasa. yangmana secara garis besar
sebagaimana yang diungkap tyler tentang 8 wajah konseptual pendidikan yang
menjadi landasan dalam penelitian pendidikan, yakni: mata pelajaran, pelajar,
cara mengajar, guru, sekolah, lingkungan rumah, lingkungan kawan sebaya dan
lingkungan masyarakat. Dari itu, nampak jelas sekali bahwa pintu masuk keduanya
memang berbeda, MPP dari pendidikan dan MPPB dari linguistik terapan.
[1] Endang Fauziati, Reading on Applied Linguistics,
(Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002),Hlm. 5
[2] S.Pit Corder, “ Applied Linguistics and Language Teaching”
dalam Alen J.P.B dan Corder (ed), Papper in
Applied Linguistics, (Oxford: Oxford UP, 1980).
[3] Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional ke-2 (Jakarta;Penerbit Erlangga, 1997), Hlm.
3
[4] Drs. Syamsuddin Asyrofi, MM, dkk, Naskah Buku Ajar Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006), Hlm. 17
JtB casinos review 2021 | JTM Hub
BalasHapusJTB is 충주 출장샵 a software provider 여주 출장샵 that has been in the business since 2000 and has worked with the world's most successful 남양주 출장마사지 online 남양주 출장마사지 casino games provider 광주광역 출장샵 since 2001.